Skip to main content

>4 PERSOALAN DAN AKAR MASALAH KONFLIK PAPUA

>4 PERSOALAN DAN AKAR MASALAH KONFLIK PAPUA |Papua wilayah paling timur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang memiliki begitu banyak sumber daya alam yang melimpah, terus di terpa konflik berkepanjangan, dari mulai permasalahan Freeport, Gerakan OPM, penembakan penembakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab sehingga telah banyak korban jiwa. Apa sebetulnya permasalahan yang terus mendera mutiara timur Indonesia itu? Ada begitu banyak persoalan yang melanda tanah papua, tidak meratanya pembangunan menjadi penyebab sebagian rakyat Papua menginginkan lepas dari NKRI. Menurut pengamat dan peneliti dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) ada 4 persoalan mendasar dan akar masalah konflik papua. Berikut 4 masalah yang terus mendera tanah Papua.

[Baca juga: 5 negara penghasil minyak terbesar di dunia, video Ra One film Bollywood india termahal, potensi gempa 6,8 SR patahan lembang intai Bandung]

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan empat akar masalah yang menjadi pemicu terus terjadinya konflik kekerasan di kawasan Papua.

Anggota Tim Kajian LIPI tentang Papua, Adriana Elisabeth, menjelaskan bahwa LIPI melakukan penelitian secara khusus untuk mencari penyebab mengapa terus terjadi aksi kekerasan di Papua. Hasil penelitian kemudian dituangkan dalam Papua World Map.

Dalam acara diskusi di Warung Daun Cikini, yang bertajuk "Konflik Papua Tak Kunjung Usai", Sabtu, 29 Oktober 2011, Adriana memaparkan satu per satu akar masalah tersebut.

Menurut Adriana, permasalahan pertama adalah marjinalisasi yang terjadi terhadap masyarakat Papua. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan yang dialami masyarakat Papua dalam sisi hubungan daerah dengan pusat.

Kedua, terjadinya kegagalan pembangunan yang bisa dilihat dari ketidaksetaraan hasil pembangunan. Ketiga, persoalan status politik Papua. Adapun faktor keempat adalah masalah pelanggaran HAM. "Sekarang bagaimana menyelesaikan akar masalah itu dengan jujur. Ini yang belum dilakukan," kata Adriana.

Adriana menuturkan, kesalahan yang terjadi di Papua selama ini adalah tidak adanya kebijakan yang terpadu antara pemerintah pusat dan daerah. Penyebabnya, tidak adanya rasa kepercayaan antara kedua belah pihak. "Selama ini dilakukan sendiri-sendiri. Ada distrust yang serius antara Jakarta dan Papua. Ketika Papua melakukan hal yang berbeda dianggap separatis," ujarnya.(sumber: tempointeraktif.com)