Skip to main content

>Investasi Google di Indonesia Terhalang Regulasi dan Infrastruktur

>Investasi Google di Indonesia Terhalang Regulasi dan Infrastruktur | Pasca pertemuan Erc Schmidt sebagai CEO Google dengan Wapres Boediono belum lama ini, salah satunya membahas penambahan investasi google dan pembukaan kantor cabang di Indonesia. Namun hal tesebut tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. Karena Google menyadari betul bahwa Indonesia belum siap dengan infrastruktur dan kelistrikan jika menggolontorkan investasi dalam skala besar, ditambah regulasi Pemerintah yang belum jelas serta membingungkan dan birokrasi yang berbelit semakin memperparah keadaan. Mudah mudahan Pemerintah Indonesia segera membenahi keadaan tersebut.

[Baca juga: Google akan buka kantor cabang di Indonesia, Inilah 20 situs download lagu dan musik ilegal yang akan ditutup pemerintah, 7 tips memilih dna membeli tablet PC]

Raksasa teknologi Google dan Facebook rupanya sangat tertarik untuk membuka kantor di Indonesia. Namun, mereka masih belum bisa mewujudkan niat mereka dalam waktu dekat masih terhambat beberapa hal.

"Ada tiga hal yang menjadi kendala utama Google dan Facebook untuk membuka kantor khusus di Indonesia, yaitu masalah infrastruktur, kelistrikan, dan regulasi," kata Duta Besar AS untuk ASEAN David L. Carden dalam acara briefing media yang diadakan di rumah dinasnya, Rabu, 27 Juli 2011.

Diakui Carden, dalam kunjungannya ke Indonesia beberapa waktu lalu, CEO Google Erich Schmidt mengutarakan niatnya untuk membuka kantor khusus di sini. Pengguna Google di Indonesia sendiri terhitung banyak, sehingga dikembangkanlah mesin pencari dalam Bahasa Indonesia.

Indonesia juga merupakan negara dengan pengguna Facebook terbanyak nomor dua di dunia. Hal ini menyebabkan Mark Zuckerberg selaku pendiri Facebook sangat tertarik, bahkan ketertarikannya melebihi bos Google untuk membangun kantor khusus di Indonesia.

"Kita tidak memungkiri bahwa Indonesia belum siap untuk masalah infrastruktur. Masalah kelistrikan juga patut diperhatikan karena berkaitan dengan data server. Rasanya tidak lucu kalau nantinya data server pengguna di Indonesia sering bermasalah hanya akibat listrik," ujar Kuasa Usaha Kedubes AS, Ted Osius.

Osius juga menerangkan pemindahan data server pengguna dari pusatnya di AS ke Indonesia bukan perkara gampang. Regulasi di Indonesia yang cukup membingungkan dan berbelit-belit semakin memperparah keadaan. Osius menilai, harus ada perubahan regulasi di Indonesia.

"Google pasti nantinya akan membuka kantor, namun tidak bisa dalam waktu dekat karena menunggu tiga hal itu siap dulu. Sama halnya dengan Facebook," katanya.(teknologi.vivanews.com)