>Tommy Soeharto Dirikan Partai Nasional Republik | Anak mantan penguasa Orde baru Tommy Soeharto resmi mendirikan partai Nasional Republik. Partai yang didirikan Tommy merupakan salah satu partai baru yang didaftarkan pada Kementrian Hukum dan HAM, Tommy Soeharto sebagai deklarator Partai Nasional Republik, didapuk sebagai Ketua Dewan Pembina partai tersebut. Apakah Partai Nasional Republik mampu eksis dan menjawab tantangan Bangsa Indonesia? Atau hanya sekedar numpang lewat yang akhirnya akan mati seperti partai partai lainnya? Kita tunggu saja kiprah anak penguasa Orde Baru tersebut di dunia politik
[Baca juga: Pemerintah dan Pertamina akan hapus Bensin jenis Premium, Profil Pepi Fernando Otak pelaku tersangka bom buku, inilah beberapa skandal kasus pembobolan bank di Indonesia]
Anggota keluarga mantan Presiden Soeharto ternyata tak bisa jauh dari dunia politik. Setelah Siti Hardiyanti Rukmana gagal membesarkan Partai Republik, kini giliran Tommy Soeharto alias Hutomo Mandala Putra yang terjun ke pentas politik.Tommy mendirikan Partai Nasional Republik (PNR). Partai ini resmi didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi dan Manusia. PNR merupakan satu dari tiga partai baru yang mendaftar. Dua partai lain yang mendaftarkan diri adalah Partai Nasdem dan Partai Persatuan Nasional. Batas pendaftaran itu 22 Agustus 2011.
"Kami kan banyak dari gabungan partai-partai juga. Ada partai lama dan kecil-kecil, itu kan banyak yang jebol-jebol," kata Ketua Dewan Pendiri PNR, Neneng A. Tuty, di Jakarta kemarin.
Neneng mengklaim partainya diminati politikus partai besar. "Kepengurusan partai lama akan lebur," kata Neneng, yang juga Ketua Umum Laskar Merah Putih. Dia juga menambahkan ada beberapa tokoh partai politik lain yang bakal bergabung dengan partainya,
Selain Tommy dan Neneng, deklarator partai ini antara lain Mayor Jenderal (Purn.) Edy Waluyo, Budi Hartono, dan Sony Pudjisasino dari Partai Buruh, serta Tommy Sanjoto. Total anggota dewan pendiri berjumlah 990 orang dari seluruh provinsi. Tommy dijadikan daya tarik utama partai. Tommy didapuk sebagai Ketua Dewan Pembina Partai.
Partai Nasdem juga mulai menyiapkan infrastruktur partai di daerah. Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Ahmad Rofiq, menegaskan bahwa partainya tak berhubungan langsung dengan organisasi masyarakat Nasional Demokrat. "Ormas tetap berjalan, tidak akan mempolitisasi dengan membentuk partai," katanya.
Sejauh ini para pelopor ormas Nasional Demokrat membantah anggapan bahwa Partai Nasdem merupakan wujud partai politik organisasi itu. Namun, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Aburizal Bakrie meminta kadernya segera memilih tetap di Golkar atau bergabung ke Nasdem. "Pokoknya, sekarang dan secepatnya harus memilih," kata Aburizal, dua hari lalu.
Kehadiran dua partai yang tokohnya merupakan mantan politikus Golkar itu tak mengkhawatirkan partai yang lebih dulu terbentuk. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menyatakan partainya tak akan gembos oleh kehadiran partai baru. "Kami tidak merasa digembosi oleh partai baru," kata Idrus di Surabaya. Golkar mematok target perolehan suara 30 persen pada Pemilu 2014. “Penggembosan” kader oleh partai lain tak mengurangi perolehan suaranya.
Salah seorang pendiri Nasional Demokrat, Sultan Hamengku Buwono XI, menegaskan bahwa organisasi itu tak berubah menjadi partai politik. "Dari awal Nasdem hanya ormas. Memang didesain untuk itu," kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut.(tempointeraktif.com)
[Baca juga: Pemerintah dan Pertamina akan hapus Bensin jenis Premium, Profil Pepi Fernando Otak pelaku tersangka bom buku, inilah beberapa skandal kasus pembobolan bank di Indonesia]
Anggota keluarga mantan Presiden Soeharto ternyata tak bisa jauh dari dunia politik. Setelah Siti Hardiyanti Rukmana gagal membesarkan Partai Republik, kini giliran Tommy Soeharto alias Hutomo Mandala Putra yang terjun ke pentas politik.Tommy mendirikan Partai Nasional Republik (PNR). Partai ini resmi didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi dan Manusia. PNR merupakan satu dari tiga partai baru yang mendaftar. Dua partai lain yang mendaftarkan diri adalah Partai Nasdem dan Partai Persatuan Nasional. Batas pendaftaran itu 22 Agustus 2011.
"Kami kan banyak dari gabungan partai-partai juga. Ada partai lama dan kecil-kecil, itu kan banyak yang jebol-jebol," kata Ketua Dewan Pendiri PNR, Neneng A. Tuty, di Jakarta kemarin.
Neneng mengklaim partainya diminati politikus partai besar. "Kepengurusan partai lama akan lebur," kata Neneng, yang juga Ketua Umum Laskar Merah Putih. Dia juga menambahkan ada beberapa tokoh partai politik lain yang bakal bergabung dengan partainya,
Selain Tommy dan Neneng, deklarator partai ini antara lain Mayor Jenderal (Purn.) Edy Waluyo, Budi Hartono, dan Sony Pudjisasino dari Partai Buruh, serta Tommy Sanjoto. Total anggota dewan pendiri berjumlah 990 orang dari seluruh provinsi. Tommy dijadikan daya tarik utama partai. Tommy didapuk sebagai Ketua Dewan Pembina Partai.
Partai Nasdem juga mulai menyiapkan infrastruktur partai di daerah. Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Ahmad Rofiq, menegaskan bahwa partainya tak berhubungan langsung dengan organisasi masyarakat Nasional Demokrat. "Ormas tetap berjalan, tidak akan mempolitisasi dengan membentuk partai," katanya.
Sejauh ini para pelopor ormas Nasional Demokrat membantah anggapan bahwa Partai Nasdem merupakan wujud partai politik organisasi itu. Namun, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Aburizal Bakrie meminta kadernya segera memilih tetap di Golkar atau bergabung ke Nasdem. "Pokoknya, sekarang dan secepatnya harus memilih," kata Aburizal, dua hari lalu.
Kehadiran dua partai yang tokohnya merupakan mantan politikus Golkar itu tak mengkhawatirkan partai yang lebih dulu terbentuk. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menyatakan partainya tak akan gembos oleh kehadiran partai baru. "Kami tidak merasa digembosi oleh partai baru," kata Idrus di Surabaya. Golkar mematok target perolehan suara 30 persen pada Pemilu 2014. “Penggembosan” kader oleh partai lain tak mengurangi perolehan suaranya.
Salah seorang pendiri Nasional Demokrat, Sultan Hamengku Buwono XI, menegaskan bahwa organisasi itu tak berubah menjadi partai politik. "Dari awal Nasdem hanya ormas. Memang didesain untuk itu," kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut.(tempointeraktif.com)