>Inilah Puisi Taufik Ismail yang dianggap Plagiat-Puisi Kerendahan Hati mirip dengan puisi Be The Best Of Whatever You Are Karya Douglas Malloch
>Inilah Puisi Taufik Ismail yang dianggap Plagiat | Kabar tidak sedap datang menerpa mastro puisi Indonesia, ya hasil karya Taufik Ismail diduga melakukan plagiat dan mirip dengan hasil karya Douglas Malloch. Taugfik Ismail yang diduga melakukan plagiat sudah ramai dibicarakan di situs jejaring sosial maupun di situs microblogging. Taufik yang begitu fenomenal sepanjang masa dari hasil karya nya, menyentakan jutaan penggemarnya, jika itu benar benar melakukan plagiat dari hasil karya orang lain. Berikut puisi taufik Ismail
[Baca juga: inilah Sandi yang tidak mampu dipecahkan FBI, video anak autis yang memiliki IQ diatas Einstein, mobil Ferrari milik Melinda Dee yang disita polisi]
Penyair Taufik Ismail tak bersedia memberikan komentar apa pun terkait dugaan plagiarisme terhadap puisinya. "Masih saya pelajari itu. Saya belum bisa berkomentar tentang itu," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Kamis (31/3).
Bahkan, ketika ditanyakan soal proses kreatif bagaimana puisinya, Kerendahan Hati, ditulis, ia berkali-kali menolak memaparkannya. Lagi-lagi Taufik, dengan nada bicaranya yang tergesa, mengelak dan beralasan hendak mempelajari puisinya terlebih dahulu.
Dugaan plagiarisme puisi Taufik Ismail sangat ramai dibahas di jejaring sosial. Karyanya dituduh sangat mirip dengan puisi berjudul Be the Best of Whatever You Are karya Douglas Malloch.
Malloch adalah penyair kelahiran Muskegon, Michigan, Amerika Serikat, pada 1877. Ia menulis puisi untuk pertama kalinya pada usia sepuluh tahun, yang diterbitkan di Detroit News kala itu. Hingga kumpulan puisinya diterbitkan dalam bentuk buku berjudul In Forest Land dan menjadi buku terlaris.
Berikut kita simak puisi karya Douglas Malloch dan Taufik Ismail.
Be the Best of Whatever You Are
By Douglas Malloch
If you can’t be a pine on the top of the hill,
Be a scrub in the valley — but be
The best little scrub by the side of the rill;
Be a bush if you can’t be a tree.
If you can’t be a bush be a bit of the grass,
And some highway happier make;
If you can’t be a muskie then just be a bass —
But the liveliest bass in the lake!
We can’t all be captains, we’ve got to be crew,
There’s something for all of us here,
There’s big work to do, and there’s lesser to do,
And the task you must do is the near.
If you can’t be a highway then just be a trail,
If you can’t be the sun be a star;
It isn’t by size that you win or you fail —
Be the best of whatever you are!
Kerendahan Hati
Oleh Taufik Ismail
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau.
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yangmemperkuat tanggul pinggiran jalan.
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
[Baca juga: inilah Sandi yang tidak mampu dipecahkan FBI, video anak autis yang memiliki IQ diatas Einstein, mobil Ferrari milik Melinda Dee yang disita polisi]
Penyair Taufik Ismail tak bersedia memberikan komentar apa pun terkait dugaan plagiarisme terhadap puisinya. "Masih saya pelajari itu. Saya belum bisa berkomentar tentang itu," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Kamis (31/3).
Bahkan, ketika ditanyakan soal proses kreatif bagaimana puisinya, Kerendahan Hati, ditulis, ia berkali-kali menolak memaparkannya. Lagi-lagi Taufik, dengan nada bicaranya yang tergesa, mengelak dan beralasan hendak mempelajari puisinya terlebih dahulu.
Dugaan plagiarisme puisi Taufik Ismail sangat ramai dibahas di jejaring sosial. Karyanya dituduh sangat mirip dengan puisi berjudul Be the Best of Whatever You Are karya Douglas Malloch.
Malloch adalah penyair kelahiran Muskegon, Michigan, Amerika Serikat, pada 1877. Ia menulis puisi untuk pertama kalinya pada usia sepuluh tahun, yang diterbitkan di Detroit News kala itu. Hingga kumpulan puisinya diterbitkan dalam bentuk buku berjudul In Forest Land dan menjadi buku terlaris.
Berikut kita simak puisi karya Douglas Malloch dan Taufik Ismail.
Be the Best of Whatever You Are
By Douglas Malloch
If you can’t be a pine on the top of the hill,
Be a scrub in the valley — but be
The best little scrub by the side of the rill;
Be a bush if you can’t be a tree.
If you can’t be a bush be a bit of the grass,
And some highway happier make;
If you can’t be a muskie then just be a bass —
But the liveliest bass in the lake!
We can’t all be captains, we’ve got to be crew,
There’s something for all of us here,
There’s big work to do, and there’s lesser to do,
And the task you must do is the near.
If you can’t be a highway then just be a trail,
If you can’t be the sun be a star;
It isn’t by size that you win or you fail —
Be the best of whatever you are!
Kerendahan Hati
Oleh Taufik Ismail
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau.
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yangmemperkuat tanggul pinggiran jalan.
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri